Sabtu, 19 November 2011

kriteria dalam memilih jenis kertas dalam cetak mencetak

Kriteria Perusahaan Cetak Dalam Membeli Kertas

Saat memilih kertas, pelanggan cetak cenderung tidak focus pada masalah teknis. Sementara anda percetakan justru sebaliknya, peduli dengan karakteristis kualitas kertas, berat kertas (gramatur), permukaan kertas, brand, saat memilih kertas untuk suatu pekerjaan cetak. Pelanggan cetak jelas mempunyai pendekatan memilih kertas yang sangat berbeda.

Ada 6 faktor paling tidak yang mempengaruhi pelanggan cetak dan designer cetak saat memilih kertas, yaitu: (1). Kesesuaian, (2). Performance, (3). Ketahanan usia, (4). Pengalaman, (5). Ketersediaan, (6). Biaya. Setiap orang atau pihak mempunyai prioritas yang berbeda diantara ke 6 faktor ini tergantung bagaimana situasi masing-masing.
1. Appropriateness - Kesesuaian
Memilih kertas apakah sesuai atau tidak atas suatu proyek cetak merupakan langkah pertama dalam mempersempit pilihan jenis kertas. Mengetahui dengan pasti bagaimana hasil cetak akan digunakan, oleh siapa, akan membantu kertas apa yang akan dipertimbangkan. Misalnya, apakah ini untuk direct-mail?, atau brosur, selebaran, bulletin atau bahkan majalah. Kemudian apakah brosur tentang produk itu berharga mahal atau murah. Selanjutnya apakah brosur tersebut cenderung akan disimpan dijadikan referensi dimasa mendatang atau hanya dipakai sekali dan langsung dibuang? Jenis informasi pada material cetak juga memainkan peranan penting apakah hanya sekedar tulisan, atau ada gambar yang ingin menonjolkan detail dari produk.

Pemilihan kertas juga menyumbang pada persepsi atau image yang ingin disampaikan melalui cetak yang dihasilkan. Lebih aman bila menanyakan kepada pelanggan cetak anda apa yang ingin mereka sampaikan kepada pelanggan akhirnya. Bila misalnya mereka peduli dengan image mahal dan kualitas tinggi, maka pemilihan kertas coated lebih cocok diajukan daripada kertas HVS (uncoated). Demikian pula bila mereka ingin menyampaikan pesan ramah lingkungan, maka penggunaan kertas daur ulang lebih tepat disodorkan.

Aspek lainnya dari kesesuaian adalah mempertimbangkan bagaimana suatu cetak dikirm kepada pengguna akhir. Apakah hasil cetak akan dikirim via pos udara, maka berat kertas dan aspek pengiriman surat harus diperhatikan. Semakin berat dan besar ukuran hasil cetak akan semakin mahal biaya kirimnya. Belum lagi memikirkan ukuran amplop yang tidak lazim, maka biaya akan semakin meningkat. Apakah hasil cetak disebarkan langsung dengan kurir kerumah-rumah menggunakan jasa pengantar koran atau majalah? Bila iya maka anda mempunyai lebih keleluasan dalam menentukan jenis kertas.

Percetakan harus mengambil langkah proaktif memahami apa yang diinginkan oleh pelanggan terhadap perencanaan proyeknya, membantu mereka menyeleksi jenis kertas yang dipakai sangat penting. Anda sebagai percetakan tidak ingin mendapat komplain atau mereka tidak pernah kembali ke percetakan anda, sebab hasil akhir cetak tidak sesuai harapan pembeli atau pengguna.
2. Performance
Performance kertas saat dicetak atau dengan kata lain kemampuan kertas saat dicetak dan diproses, adalah suatu factor dimana pembeli cetak harus pertimbangkan dengan menanyakan langsung kepada percetakan. Tidak jarang pembeli cetak sudah kesengsem dengan kualitas kertas tertentu, lalu memaksakan percetakan untuk mencetak. Namun ternyata percetakan tersebut tidak mampu atau mesinnya tidak cocok untuk jenis kertas yang diajukan.

Sebaliknya percetakan harus langsung memberi tahu kepada pembeli cetak atas situasi yang mungkin atau akan dihadapi bila mencetak kertas yang bersangkutan. Bisa jadi kertas tersebut dapat dicetak dengan baik diatas mesin cetak, namun mempunyai masalah selanjutnya pada proses UV coating, pelipatan, pemotongan dan lain sebagainya. Tidak jarang kertas tebal saat dipotong dan dilipat memberikan hasil yang buruk dimana sisi potongnya berdebu dan peca-pecah, sehingga membuat hasil akhir cetak keseluruhan sangat buruk. Tentunya pelanggan akhir tidak mau menerima kualitas hasil cetak yang rendah bila mereka mengharapkan hasil yang tinggi.

Atau proses personalisasi dengan inkjet atau cetak laser ternyata tidak bisa dilakukan diatas hasil cetak. Seperti diketahui personalisasi kemungkinan dilakukan oleh pihak percetakan kedua, sebab percetakan pertama tidak mempunyai fasilitas cetak inkjet atau laser. Maka perlu bagi pembeli cetak untuk mengkomunikasikan proyek yang dikerjakan dengan kedua pihak percetakan yang terlibat.

Pelanggan sangat menghargai bila percetakan mengetahui dan berpengalaman dengan suatu kertas bagimana dicetak, dilipat, dicetak dengan inkjet dan laser untuk personalisasi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah kertas misalnya masalah dot gain, warna, pelipatan kertas tebal.
3. Shelf life
Masalah ketahanan usia kertas perlu dicari tahu bila hasil cetak yang diinginkan untuk arsip dan referensi dalam rentang waktu panjang dan lama. Terlebih bila hasil cetak akan disimpan dalam waktu lama, apakah kertas dan kualitas cetak akan tetap sama, apakah akan cepat menguning. Kalau menguning dalam tempo berapa kurang lebih akan terjadi.

Kertas seperti kita ketahui tidak mempunyai “expiry date” atau bata waktu pemakaian. Secara umum saat ini ada dua macam kertas yang berkaitan dengan masalah arsip, maka tanyakan apakah kertas bersifat basa (alkaline) atau asam (acid). Kertas basa atau paling tidak netral mempunyai nilai keasamam sekitar 7 atau lebih, sementara kertas asam dibawah nilai 7. Kertas basa ditentukan oleh proses pembuatan kertas dalam “internal sizing” supaya kertas tahan (dalam tingkat tertentu) terhadap air.

Di Indonesia atau global saat ini, industri kertas sudah bergerak ke kertas basa, kertas asam sudah tidak lagi popular untuk keperluan cetak mencetak biasa, kecuali untuk tujuan tertentu yang memang membutuhkan kertas asam.
4. Sejarah - Pengalaman
Pengalaman masa lalu dengan suatu kertas sangat penting dipertimbangkan - pembeli produk cetak ingin tahu bagaimana percetakan yang dikasih order apakah mempunyai pengalaman baik atau buruk sebelumnya, terlebih bila menggunakan kertas khusus. Pembeli produk cetak tidak ingin ada kejutan diujung proyek cetak yang dikerjakan.

Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, pembeli produk cetak mengalami hasil cetak yang tidak memuaskan. Ini akan mengakibatkan proyek terlantar atau malah kegiatan promosi material cetak menjadi terhambat sama sekali. Bila itu terjadi maka akan ada biaya cetak ulang, apalagi bila percetakan bersangkutan tetap menagih biaya cetakan, sebab pembeli produk cetak harus mencari percetakan lain untuk melakukan cetak ulang.

Kemungkinan kedua bila kertas yang dipakai ternyata tidak bisa digunakan lagi untuk proyek lanjutan atau ulangan, maka pembeli produk cetak akan kerepotan lagi harus mendesai ulang material promosi untuk pengulangan cetak dimasa mendatang. Maka perlu untuk mengkonsultasikan segala kemungkinan dengan pembeli produk cetak atas jenis kertas yang dipakai.
4. Ketersediaan
Kasih tahu kepada pelanggan anda jika kertas yang dipilih merupakan produk standar atau reguler dari pabrik kertas atau tidak, serta apakah pengiriman kertas mempunyai waktu pengiriman lebih lama atau tidak.

Walaupun secara umum percetakan yang membeli kertas untuk pelanggannya, namun perlu diperhatikan juga apabila pelanggan mempunyai hubungan komunikasi dengan pabrik kertas. Sebab pabrik kertas yang aktif dan agresif kadang kala mencoba untuk berhubungan dengan pembeli besar produk cetak, agar supaya mereka mempunyai keberpihakan atas pabrik yang bersangkutan.


Terlebih bila produksi kertas dan jadwal percetakan menjadi sangat ketat satu sama lain, maka pembeli produk cetak sering terlibat aktif meghubungi percetakan dan pabrik untuk tetap siaga dengan segala sesuatu yang mungkin terjadi dengan proyek cetaknya.

Demikian pula bila menggunakan kertas khusus yang produksi kertasnya mempunyai jadwal tertentu diatas mesin kertas, maka perlu pelanggan anda dikasih tahu kapan kertas tersebut akan dapat dikirim ke percetakan. Sehingga pelanggan anda pun dapat mengukur apakah masih mungkin jadwal pengiriman produk cetak dari percetakan masih sesuai dengan target proyeknya.
5. Biaya
Paling tidak biaya kertas dalam proyek percetakan di Indonesia menyumbang 50% biaya keseluruhan, sebagai perbandingan di US atau negara industri maju lainnya sekitar 1/3 saja. Namun demikian factor biaya kertas yang walau hanya 1/3 sangat mempengaruhi semua percetakan dimana saja diseluruh dunia berusahan menghemat biaya kertas.

Pembeli cetak sangat ingin tahu apakah ada alternatif kertas yang bisa dicetak sesuai dengan keinginannya dengan biaya yang lebih murah. Umumnya setiap percetakan yang stabil dan berpengalaman didunia cetak, mempunyai kertas standard yang selalu digunakan untuk mencetak suatu proyek tertentu. Biasanya pula bila mereka selalu menggunakan kertas standard ini dengan jumlah yang relatif besar, mereka mempunyai harga khusus dari penyalur kertas. Hal ini memungkinkan percetakan memberi harga yang relatif bersaing. Jangan pula segan bila anda pembeli cetak, menanyakan adakah sisa kertas yang digunakan dalam suatu proyek sebelumnya. Bisa jadi bila jumlah proyek cetak anda cukup dengan jumlah sisa kertas tersebut, percetakan tidak segan memberi harga jauh lebih bersahabat.

Disamping itu jangan segan menanyakan merek kertas, bisa jadi ada 2 atau lebih kertas dengan kualitas yang kurang lebih sama, namun mereka mempunyai harga yang jauh berbeda. Hal ini disebabkan oleh kertas premium lebih mahal sebab mempunyai jaminan dan garansi dari pabrik kertas bila ada masalah maka percetakan akan diganti biaya kertas dan percetakannya. Dilain pihak kertas biasa tanpa gransi dan jaminan dari pabrik mempunyai harga jauh lebih murah, namun bila ada masalah cetak atau hasil cetak tidak bagus maka percetakan atau pembeli harus menanggung sendiri akibatnya.
Masa depan kertas dan cetak digital
Kebutuhan kertas di Indonesia sangat tergantung dengan tingkat ekonomi dan gaya hidup masyarakat, dan situasi politik sangat berperan besar pula. Banyaknya bisnis dan industri membutuhkan material cetak untuk alat promosi, alat bungkus atau packaging dan label untuk produk yang dihasillkan. Semakin kaya suatu masyarakat dan bangsa maka orang-orangnya membutuhkan kertas dan cetak untuk bahan bacaan dan komunikasi. Dengan gaya hidup yang praktis, masyarakat cenderung menggunakan kertas tissue untuk alat kebersihan yang bisa langsung dibuang, daripada kain yang harus dicuci, dikeringkan dan disetrika.

Lingkungan demokrasi yang tumbuh setelah berakhirnya rezim order baru, dengan jatuhnya Suharto memberikan kesempatan besar pada individu dan masyarakat menggebu-gebu mengemukakan pendapat dalam bentuk tulisan. Jumlah majalah, Koran baru meningkat deras, semuanya membutuhkan kertas dan percetakan untuk menyalurkan aspirasi masayarakat.

Peranan cetak digital atau digital printing dikendalikan oleh teknologi cetak eletronik dimana suatu proyek cetak dapat dilakukan dalam jumlah kecil dan bisa dipersonalisai dari lembar ke lembar. Bahkan orang bisa membuat cetak warna hanya dalam satu lembar saja menggunakan mesin cetak meja (desktop printer) dengan pemanfaat personal computer (PC). Sebelumnya untuk mendapatkan kualitas kertas cetak offset paling tidak pemebli cetak harus mempunyai minimum cetak sekitar 5000 lembar. Sekarang lagi-lagi dengan kualitas cetak yang hampir sama dengan menggunakan cetak elektrophotografis (electrophotographic) seperti HP Indigo, Xeikon, Nexpress pembeli cetak bahkan bisa membuat proyek cukup satu lembar saja dengan biaya yang jauh lebih murah bila ingin membuat 1 lembar cetak diatas mesin cetak offset.

Perkembangan teknologi inkjet yang juga dengan elektronik cetaknya akan mampu mengejar kualitas cetak elektrofotografis dan tentu dengan biaya jauh lebih murah. Kemampuan kualitas tinta inkjet yang bersamaan dengan perkembangan kualitas kertas inkjet semakin mendekat satu sama lain. Sebelumnya tinta inkjet sulit untuk dicetak dengan bagus pada kertas biasa, dimana tintanya tidak solid atau “blobor” , sekarang sudah mulai banyak kertas yang cocok dan bisa menerima tinta inkejt. Harga kertas inkjet juga mulai bersaing dan murah karena kompetisi pabrik kertas yang berlomba masuk ke segmen yang sama dan skala ekonomi yang bertambah dengan jumlah konsumsi kertas yang meningkat.
( write by susanti )

1 komentar:

  1. apalagi jika akan mencetak dgn HP indigo,sebaiknya di tanyakan apakah kertas yang akan di gunakan termasuk recomended dari mesin tersebut sebelum hal yg tidak diinginkan setelah selesai cetak terjadi,misalnya cetakan jadi gambang rontok atau luntur dan mudah tergores??

    BalasHapus