kriteria dalam memilih jenis kertas dalam cetak mencetak
Kriteria
Perusahaan Cetak Dalam Membeli Kertas
Saat memilih kertas, pelanggan cetak cenderung
tidak focus pada masalah teknis. Sementara anda percetakan justru
sebaliknya, peduli dengan karakteristis kualitas kertas, berat kertas
(gramatur), permukaan kertas, brand, saat memilih kertas untuk suatu
pekerjaan cetak. Pelanggan cetak jelas mempunyai pendekatan memilih
kertas yang sangat berbeda.
Ada 6 faktor paling tidak yang mempengaruhi pelanggan cetak dan designer
cetak saat memilih kertas, yaitu: (1). Kesesuaian, (2). Performance,
(3). Ketahanan usia, (4). Pengalaman, (5). Ketersediaan, (6). Biaya.
Setiap orang atau pihak mempunyai prioritas yang berbeda diantara ke 6
faktor ini tergantung bagaimana situasi masing-masing.
1. Appropriateness - Kesesuaian
Memilih kertas apakah sesuai atau tidak atas suatu proyek cetak
merupakan langkah pertama dalam mempersempit pilihan jenis kertas.
Mengetahui dengan pasti bagaimana hasil cetak akan digunakan, oleh
siapa, akan membantu kertas apa yang akan dipertimbangkan. Misalnya,
apakah ini untuk direct-mail?, atau brosur, selebaran, bulletin atau
bahkan majalah. Kemudian apakah brosur tentang produk itu berharga mahal
atau murah. Selanjutnya apakah brosur tersebut cenderung akan disimpan
dijadikan referensi dimasa mendatang atau hanya dipakai sekali dan
langsung dibuang? Jenis informasi pada material cetak juga memainkan
peranan penting apakah hanya sekedar tulisan, atau ada gambar yang ingin
menonjolkan detail dari produk.
Pemilihan kertas juga menyumbang pada persepsi atau image yang ingin
disampaikan melalui cetak yang dihasilkan. Lebih aman bila menanyakan
kepada pelanggan cetak anda apa yang ingin mereka sampaikan kepada
pelanggan akhirnya. Bila misalnya mereka peduli dengan image mahal dan
kualitas tinggi, maka pemilihan kertas coated lebih cocok diajukan
daripada kertas HVS (uncoated). Demikian pula bila mereka ingin
menyampaikan pesan ramah lingkungan, maka penggunaan kertas daur ulang
lebih tepat disodorkan.
Aspek lainnya dari kesesuaian adalah mempertimbangkan bagaimana suatu
cetak dikirm kepada pengguna akhir. Apakah hasil cetak akan dikirim via
pos udara, maka berat kertas dan aspek pengiriman surat harus
diperhatikan. Semakin berat dan besar ukuran hasil cetak akan semakin
mahal biaya kirimnya. Belum lagi memikirkan ukuran amplop yang tidak
lazim, maka biaya akan semakin meningkat. Apakah hasil cetak disebarkan
langsung dengan kurir kerumah-rumah menggunakan jasa pengantar koran
atau majalah? Bila iya maka anda mempunyai lebih keleluasan dalam
menentukan jenis kertas.
Percetakan harus mengambil langkah proaktif memahami apa yang diinginkan
oleh pelanggan terhadap perencanaan proyeknya, membantu mereka
menyeleksi jenis kertas yang dipakai sangat penting. Anda sebagai
percetakan tidak ingin mendapat komplain atau mereka tidak pernah
kembali ke percetakan anda, sebab hasil akhir cetak tidak sesuai harapan
pembeli atau pengguna.
2. Performance
Performance kertas saat dicetak atau dengan kata lain kemampuan kertas
saat dicetak dan diproses, adalah suatu factor dimana pembeli cetak
harus pertimbangkan dengan menanyakan langsung kepada percetakan. Tidak
jarang pembeli cetak sudah kesengsem dengan kualitas kertas tertentu,
lalu memaksakan percetakan untuk mencetak. Namun ternyata percetakan
tersebut tidak mampu atau mesinnya tidak cocok untuk jenis kertas yang
diajukan.
Sebaliknya percetakan harus langsung memberi tahu kepada pembeli cetak
atas situasi yang mungkin atau akan dihadapi bila mencetak kertas yang
bersangkutan. Bisa jadi kertas tersebut dapat dicetak dengan baik diatas
mesin cetak, namun mempunyai masalah selanjutnya pada proses UV
coating, pelipatan, pemotongan dan lain sebagainya. Tidak jarang kertas
tebal saat dipotong dan dilipat memberikan hasil yang buruk dimana sisi
potongnya berdebu dan peca-pecah, sehingga membuat hasil akhir cetak
keseluruhan sangat buruk. Tentunya pelanggan akhir tidak mau menerima
kualitas hasil cetak yang rendah bila mereka mengharapkan hasil yang
tinggi.
Atau proses personalisasi dengan inkjet atau cetak laser ternyata tidak
bisa dilakukan diatas hasil cetak. Seperti diketahui personalisasi
kemungkinan dilakukan oleh pihak percetakan kedua, sebab percetakan
pertama tidak mempunyai fasilitas cetak inkjet atau laser. Maka perlu
bagi pembeli cetak untuk mengkomunikasikan proyek yang dikerjakan dengan
kedua pihak percetakan yang terlibat.
Pelanggan sangat menghargai bila percetakan mengetahui dan berpengalaman
dengan suatu kertas bagimana dicetak, dilipat, dicetak dengan inkjet
dan laser untuk personalisasi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan
masalah kertas misalnya masalah dot gain, warna, pelipatan kertas tebal.
3. Shelf life
Masalah ketahanan usia kertas perlu dicari tahu bila hasil cetak yang
diinginkan untuk arsip dan referensi dalam rentang waktu panjang dan
lama. Terlebih bila hasil cetak akan disimpan dalam waktu lama, apakah
kertas dan kualitas cetak akan tetap sama, apakah akan cepat menguning.
Kalau menguning dalam tempo berapa kurang lebih akan terjadi.
Kertas seperti kita ketahui tidak mempunyai “expiry date” atau bata
waktu pemakaian. Secara umum saat ini ada dua macam kertas yang
berkaitan dengan masalah arsip, maka tanyakan apakah kertas bersifat
basa (alkaline) atau asam (acid). Kertas basa atau paling tidak netral
mempunyai nilai keasamam sekitar 7 atau lebih, sementara kertas asam
dibawah nilai 7. Kertas basa ditentukan oleh proses pembuatan kertas
dalam “internal sizing” supaya kertas tahan (dalam tingkat tertentu)
terhadap air.
Di Indonesia atau global saat ini, industri kertas sudah bergerak ke
kertas basa, kertas asam sudah tidak lagi popular untuk keperluan cetak
mencetak biasa, kecuali untuk tujuan tertentu yang memang membutuhkan
kertas asam.
4. Sejarah - Pengalaman
Pengalaman masa lalu dengan suatu kertas sangat penting dipertimbangkan -
pembeli produk cetak ingin tahu bagaimana percetakan yang dikasih order
apakah mempunyai pengalaman baik atau buruk sebelumnya, terlebih bila
menggunakan kertas khusus. Pembeli produk cetak tidak ingin ada kejutan
diujung proyek cetak yang dikerjakan.
Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, pembeli produk cetak mengalami
hasil cetak yang tidak memuaskan. Ini akan mengakibatkan proyek
terlantar atau malah kegiatan promosi material cetak menjadi terhambat
sama sekali. Bila itu terjadi maka akan ada biaya cetak ulang, apalagi
bila percetakan bersangkutan tetap menagih biaya cetakan, sebab pembeli
produk cetak harus mencari percetakan lain untuk melakukan cetak ulang.
Kemungkinan kedua bila kertas yang dipakai ternyata tidak bisa digunakan
lagi untuk proyek lanjutan atau ulangan, maka pembeli produk cetak akan
kerepotan lagi harus mendesai ulang material promosi untuk pengulangan
cetak dimasa mendatang. Maka perlu untuk mengkonsultasikan segala
kemungkinan dengan pembeli produk cetak atas jenis kertas yang dipakai.
4. Ketersediaan
Kasih tahu kepada pelanggan anda jika kertas yang dipilih merupakan
produk standar atau reguler dari pabrik kertas atau tidak, serta apakah
pengiriman kertas mempunyai waktu pengiriman lebih lama atau tidak.
Walaupun secara umum percetakan yang membeli kertas untuk pelanggannya,
namun perlu diperhatikan juga apabila pelanggan mempunyai hubungan
komunikasi dengan pabrik kertas. Sebab pabrik kertas yang aktif dan
agresif kadang kala mencoba untuk berhubungan dengan pembeli besar
produk cetak, agar supaya mereka mempunyai keberpihakan atas pabrik yang
bersangkutan.
Terlebih bila produksi kertas dan jadwal percetakan menjadi sangat ketat
satu sama lain, maka pembeli produk cetak sering terlibat aktif
meghubungi percetakan dan pabrik untuk tetap siaga dengan segala sesuatu
yang mungkin terjadi dengan proyek cetaknya.
Demikian pula bila menggunakan kertas khusus yang produksi kertasnya
mempunyai jadwal tertentu diatas mesin kertas, maka perlu pelanggan anda
dikasih tahu kapan kertas tersebut akan dapat dikirim ke percetakan.
Sehingga pelanggan anda pun dapat mengukur apakah masih mungkin jadwal
pengiriman produk cetak dari percetakan masih sesuai dengan target
proyeknya.
5. Biaya
Paling tidak biaya kertas dalam proyek percetakan di Indonesia
menyumbang 50% biaya keseluruhan, sebagai perbandingan di US atau negara
industri maju lainnya sekitar 1/3 saja. Namun demikian factor biaya
kertas yang walau hanya 1/3 sangat mempengaruhi semua percetakan dimana
saja diseluruh dunia berusahan menghemat biaya kertas.
Pembeli cetak sangat ingin tahu apakah ada alternatif kertas yang bisa
dicetak sesuai dengan keinginannya dengan biaya yang lebih murah.
Umumnya setiap percetakan yang stabil dan berpengalaman didunia cetak,
mempunyai kertas standard yang selalu digunakan untuk mencetak suatu
proyek tertentu. Biasanya pula bila mereka selalu menggunakan kertas
standard ini dengan jumlah yang relatif besar, mereka mempunyai harga
khusus dari penyalur kertas. Hal ini memungkinkan percetakan memberi
harga yang relatif bersaing. Jangan pula segan bila anda pembeli cetak,
menanyakan adakah sisa kertas yang digunakan dalam suatu proyek
sebelumnya. Bisa jadi bila jumlah proyek cetak anda cukup dengan jumlah
sisa kertas tersebut, percetakan tidak segan memberi harga jauh lebih
bersahabat.
Disamping itu jangan segan menanyakan merek kertas, bisa jadi ada 2 atau
lebih kertas dengan kualitas yang kurang lebih sama, namun mereka
mempunyai harga yang jauh berbeda. Hal ini disebabkan oleh kertas
premium lebih mahal sebab mempunyai jaminan dan garansi dari pabrik
kertas bila ada masalah maka percetakan akan diganti biaya kertas dan
percetakannya. Dilain pihak kertas biasa tanpa gransi dan jaminan dari
pabrik mempunyai harga jauh lebih murah, namun bila ada masalah cetak
atau hasil cetak tidak bagus maka percetakan atau pembeli harus
menanggung sendiri akibatnya.
Masa depan kertas dan cetak digital
Kebutuhan kertas di Indonesia sangat tergantung dengan tingkat ekonomi
dan gaya hidup masyarakat, dan situasi politik sangat berperan besar
pula. Banyaknya bisnis dan industri membutuhkan material cetak untuk
alat promosi, alat bungkus atau packaging dan label untuk produk yang
dihasillkan. Semakin kaya suatu masyarakat dan bangsa maka
orang-orangnya membutuhkan kertas dan cetak untuk bahan bacaan dan
komunikasi. Dengan gaya hidup yang praktis, masyarakat cenderung
menggunakan kertas tissue untuk alat kebersihan yang bisa langsung
dibuang, daripada kain yang harus dicuci, dikeringkan dan disetrika.
Lingkungan demokrasi yang tumbuh setelah berakhirnya rezim order baru,
dengan jatuhnya Suharto memberikan kesempatan besar pada individu dan
masyarakat menggebu-gebu mengemukakan pendapat dalam bentuk tulisan.
Jumlah majalah, Koran baru meningkat deras, semuanya membutuhkan kertas
dan percetakan untuk menyalurkan aspirasi masayarakat.
Peranan cetak digital atau digital printing dikendalikan oleh teknologi
cetak eletronik dimana suatu proyek cetak dapat dilakukan dalam jumlah
kecil dan bisa dipersonalisai dari lembar ke lembar. Bahkan orang bisa
membuat cetak warna hanya dalam satu lembar saja menggunakan mesin cetak
meja (desktop printer) dengan pemanfaat personal computer (PC).
Sebelumnya untuk mendapatkan kualitas kertas cetak offset paling tidak
pemebli cetak harus mempunyai minimum cetak sekitar 5000 lembar.
Sekarang lagi-lagi dengan kualitas cetak yang hampir sama dengan
menggunakan cetak elektrophotografis (electrophotographic) seperti HP
Indigo, Xeikon, Nexpress pembeli cetak bahkan bisa membuat proyek cukup
satu lembar saja dengan biaya yang jauh lebih murah bila ingin membuat 1
lembar cetak diatas mesin cetak offset.
Perkembangan teknologi inkjet yang juga dengan elektronik cetaknya akan
mampu mengejar kualitas cetak elektrofotografis dan tentu dengan biaya
jauh lebih murah. Kemampuan kualitas tinta inkjet yang bersamaan dengan
perkembangan kualitas kertas inkjet semakin mendekat satu sama lain.
Sebelumnya tinta inkjet sulit untuk dicetak dengan bagus pada kertas
biasa, dimana tintanya tidak solid atau “blobor” , sekarang sudah mulai
banyak kertas yang cocok dan bisa menerima tinta inkejt. Harga kertas
inkjet juga mulai bersaing dan murah karena kompetisi pabrik kertas yang
berlomba masuk ke segmen yang sama dan skala ekonomi yang bertambah
dengan jumlah konsumsi kertas yang meningkat.
apalagi jika akan mencetak dgn HP indigo,sebaiknya di tanyakan apakah kertas yang akan di gunakan termasuk recomended dari mesin tersebut sebelum hal yg tidak diinginkan setelah selesai cetak terjadi,misalnya cetakan jadi gambang rontok atau luntur dan mudah tergores??
BalasHapus